Thursday, December 31, 2009

Tahun Baru Masehi: Sejarah Kelam Penghapusan Jejak Islam

Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2009 akan segera berganti, dan tahun 2010 akan menjelang. Ini tahun baru Masehi, tentu saja, karena tahun baru Hijriyah telah terjadi satu pekan yang lalu. Bagi kita orang Islam, ada apa dengan tahun baru Masehi?

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru

Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu

Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun.

(sumber : http://eramuslim.com/berita/tahukah-anda/tahun-baru-masehi-sejarah-kelam-penghapusan-islam.htm)


Thursday, December 10, 2009

Mengenal Platform Brew


BREW (Binary Runtime Environment for Wireless), solusi layanan data nirkabel berkemampuan men-down-load games, aneka hiburan, serta informasi lain sekarang dapat diakses pada ponsel berbasis CDMA. BREW mencoba peruntungan di pasar Indonesia yang notabene berada diperingkat tiga setelah India dan China sebagai negara pengguna CDMA terbesar dunia.

Fren (Mobile-8) operator selular berbasis CDMA segera menyediakan layanan data nirkabel konten solusi BREW dari Qualcomm Incorporated. Perusahaan pengembang, penyedia layanan dan produk komunikasi digital nirkabel berbasis teknologi CDMA dan teknologi nirkabel lainnya asal Amerika Serikat.

Mobile-8 akan menjadi operator pertama di Indonesia yang mengadopsi solusi BREW, dimaan pada tahap pertama tersedia pada handset low end Mobile-8. dilengkapi layanan mobilitas beragam (konten) termasuk teknologi generasi ketiga (3G). Disini aplikasi menarik seperti prakiraan cuaca, ramalan bintang (horoscope), cek harga saham, dan lainnya dapat dinikmati. Tidak itu saja, pelanggan dapt memanfaatkan layanan BREW lainnya seperti uiOne™, deliveryOne™ dan QPoint™ juga.

Pesaing BREW adalah aplikasi download berbasis Java dari Sun Microsystems yang bernama J2ME yang dipakai oleh ponsel Nokia dan Siemens. Sama halnya BREW, basis Java mempunyai konten games, musik (entertainment), wallpaper, e-mail, GPS, ring tones, mobile banking, dan aplikasi perkantoran. Keduanya kini makin bersaing meraih pasar wireless data. Ronald Simanjuntak, Head of Product Development PT. Mobile-8 Telecom Tbk memaparkan, layanan BREW Signature Solutions menawarkan investasi kapital lebih rendah bagi perusahaan dalam menyediakan layanan sekaligus produk bermobilitas tinggi. Hebatnya lagi, seru Ronald, platform BREW dapat diimplementasikan pada handset murah berbasis CDMA. Dengan begitu, pelanggan selular tidak lagi fokus pada pemakaian voice dan sms.

Untuk investasi BREW ini, Ronald menjelaskan, Mobile-8 mengucurkan sebesar US$300 ribu (diluar konten) untuk aktifasi, server, infrastruktur, dan pengembangan BREW. Dana tersebut diperoleh dari Capex 2007 sebesar US$125 juta.

KELAS INTELIGEN

"CDMA tidak kalah superior dengan GSM. Bahkan CDMA berpeluang mengalahkan GSM. Walau harga handset murah (low-end) Rp.500ribuan, data tetap bisa bekerja. Dengan BREW untuk browsing musik di internet lebih menyenangkan, dibuka dan didengarkan terlebih dahulu. Enam kali diklik sudah dapat aplikasinya. Sangat inteligen. Mobile-8 dengan layanan mobilitas penuh membawa layanan CDMA ke tingkat lebih baik dari sebelumnya," seru Harry K. Nugroho, Director and Country Manager of Qualcomm Indonesia kepada Eksekutif.

Perlahan tapi pasti, para pengguna GSM berpaling ke CDMA. Fitur-fitur menarik dan inovatif memungkinkan CDMA menjadi komunitas mas depan di dunia seluler, dan mengalahkan popularitas GSM. Salah satu inovasi itu, CDMA 2000, teknologi CDMA terkini yang dinobatkan sebagai akses 3G. Revolusi ini masih terus berjalan, seiring meningkatnya kesukaan para operator seluler dan penyedia layanan pada CDMA. Para pemain CDMA masih didominasi oleh Esia, Flexi, dan Fren.

Sekedar informasi, CDMA (Code Division Multiple Access) adalah sistem telepon seluler digital yang dikembangkan oleh militer Amerika Serikat yang antisadap. CDMA dapat menggunakan frekuensi 88 MHz yang selama ini dipakai oleh AMPS (Advanced Mobile Phone System). Sementara GSM (Global System for Mobile Telecommunication), sistem komunikasi menggunakan telepon selular digital yang dikembangkan oleh masyarakat komunikasi Eropa. Menggunakan frekuensi 900 MHz dan dikembangkan dengan frekuensi 1.800 atau 1.900 MHz.

Keberadaan BREW pada Fren, lanjut Harry, nantinya akan men-support ponsel dalam mengpalikasikan ragam konten yang selama ini hanya bisa dilakukan oleh GSM seperti kecepatan akses data. Melalui konten bernilai tinggi, BREW menciptakan berbagai kesempatan bagi industri nirkabel dalam meningkatkan mobilitas data. Teknologi BREW telah diadopsi oleh operator ponsel dunia penyedia layanan download seperti: KTF (Korea), KDDI (Jepang), Vivo (Brazil), Verizon Wireless (AS), Multiple Properties 3, O2. Tata (India), Alaska Comm Sys/ACM (AS), Unefon (Mexico) dan lain-lain.

"Dalam mengembangkan handset harga terjangkau berbasis BREW ini, kita (Fren) bekerjasama dengan Qualcomm dan Jatis yang memiliki ragam konten menarik serta layanan bernilai tambah. Untuk ponsel, kita bekerjasama dengan dua vendor, ZTE dan Kozi. Sementara ini Kozi akan mengeluarkan ponsel seharga Rp.500 ribu untuk layanan BREW," papar Loh Keh Jiat, Chief Commercial Officer for Marketing and Strategy PT. Mobile-8 Telecom Tbk seraya menyebutkan jumlah pelanggan Fren mencapai 2,25 juta.

Mobile-8, operator yang pernah meluncurkan layanan video streaming dengan teknologi 3G (populer dengan TV Mobi) itu, menggunakan teknologi CDMA2000 1x dan CDMA2000 1xEVDO pada spektrum frekuensi CDMA 800 MHz. Jaringannya mencakup seluruh pulau Jawa, Madura, Sumatera, Sulawesi, dan Bali.

Izak Jenie, Director Technology PT Jati Piranti Solusindo (Jatis Solutions), pengembang aplikasi mobile mengakui, BREW merupakan platform yang menguntungkan bagi industri mobile content. Kolaborasi Mobile-8, Qualcomm, dan Jatis diyakininya mampu menggerakkan potensi besar para pengembang konten di Indonesia. "Di BREW, aplikasi yang lama (sudah dibeli) bisa disimpan dijaringan, lalu dengan mudah disimpan (masuk) kembali. Aplikasi riil, dengan hand phone CDMA yang terjangkau (harga), transaksi data nirkabel bisa berjalan," seru Izak.

Sumber : http://www.jatis.com/content/news_detail.php?id=JSNWS00012

Thursday, November 12, 2009

Manajemen Emosi

Banyak diantara kita yang menyadari bahwa emosi adalah bentuk dari luapan perasaan seseorang karena tindakan yang telah dilakukannya. Sebenarnya, emosi adalah bentuk sinyal untuk melakukan sesuatu. Sehingga ketika kita mampu untuk mengelolanya maka akan terwujud segala kemauan yang kita inginkan.

Seringkali kita menganggap bahwa emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Kita menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon kita terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada kita.

Menurut definisi Daniel Goleman dalam bukunya, Emotional Intelligence, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan Anthony Robbins (penulis Awaken the Giant Within) menunjuk emosi sebagai sinyal untuk melakukan suatu tindakan.

Di sini ia melihat bahwa emosi bukan akibat atau sekadar respon, tetapi justru sinyal untuk kita melakukan sesuatu. Jadi dalam hal ini ada unsur proaktif, yaitu kita melakukan tindakan atas dorongan emosi yang kita miliki. Bukannya kita bereaksi atau merasakan perasaan hati atau emosi karena kejadian yang terjadi pada kita.

Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa meskipun ada ratusan jenis emosi, namun ada empat emosi dasar di titik pusatnya (takut, marah, sedih dan senang), dengan berbagai variasi atau nuansanya yang mengembang keluar dari titik pusat tersebut.

Tepi luar ”lingkaran emosi” diisi oleh suasana hati yang secara teknis lebih tersembunyi dan berlangsung jauh lebih lama daripada emosi (misalnya jika suasana hati sedang marah, mudah tersinggung, kejadian kecil yang mengecewakan dapat memicu kemarahan seseorang). Di luar lingkaran suasana hati terdapat temperamen atau watak. Artinya seseorang dalam kondisi selalu dalam suasana hati dengan emosi tertentu, misalnya seseorang dengan temperamen pemarah akan selalu menunjukkan emosi marah setiap saat.

Di luar temperamen, barulah apa yang disebut dengan gangguan emosi seperti: depresi klinis, atau kecemasan yang tidak kunjung reda, kegelisahan dan sebagainya. Emosi secara fisiologis terdapat pada salah satu bagian dari sistem otak yang disebut sistem limbik, yaitu ”otak kecil” di atas tulang belakang, di bawah tulang tengkorak. Sistem limbik ini memiliki tiga fungsi, yaitu mengontrol emosi, mengontrol seksualitas, dan mengontrol pusat-pusat kenikmatan.

Emosi merupakan hal yang paling penting dalam perkembangan otak seseorang. Banyak orang mengira bahwa emosi secara keseluruhan ada di luar kendali dirinya, sehingga berbagai reaksi atas berbagai kejadian hidup terjadi secara spontan. Padahal sesungguhnya kemampuan kita dalam mengendalikan dan mengelola emosi kita merupakan faktor penentu penting keberhasilan atau kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Sejak diperkenalkan Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence - EQ) oleh Daniel Goleman pada 1995 tersebut, perhatian masyarakat mulai beralih dari kecerdasan intelektual (IQ) semata kepada kecerdasan emosional. Meskipun sampai saat ini, setidaknya menurut pandangan kami, upaya pendidikan formal masih hanya ditekankan pada penguasaan kecerdasan intelektual - IQ semata.

Keterampilan yang berhubungan dengan emosi (dikenal dengan istilah soft-skills) hampir terlupakan dalam sistem dunia pendidikan kita dibandingkan dengan penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi (hard-skills). Padahal keberhasilan seseorang amatlah ditentukan oleh kemampuannya menguasai berbagai keterampilan yang berhubungan dengan kecerdasan emosi. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa orang tidak akan sukses dalam bidang apa pun kecuali jika ia senang dengan apa yang digelutinya itu.

Pernahkah Anda mengalami tidak menyukai satu mata pelajaran tertentu, atau tidak suka dengan guru yang mengajar mata ajaran tersebut? Saya dapat pastikan bahwa Anda tidak akan memperoleh nilai bagus untuk mata pelajaran itu. Penelitian menunjukkan bahwa emosi biasanya memicu seseorang untuk berprestasi. Oleh karena itu, kecerdasan emosional menjadi lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual atau prestasi akademik. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan mampu mengendalikan stres.

Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial (social skills). Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi ini antara lain misalnya: kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan komunikasi, kerja sama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi, dan sebagainya. Sebagian besar yang menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup adalah kecerdasan emosional ini atau EQ (emotional intelligence). Orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi biasanya menonjol dalam kehidupan nyata, misalnya menjadi pemimpin, memiliki hubungan luas, mudah bergaul, mempunyai karakter yang baik dan disiplin diri, serta memiliki kemampuan-kemampuan dasar untuk mencapai kesuksesan hidup.

Dibanding EQ, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang kira-kira 20 persen untuk menentukan kesuksesan seseorang.

Bisakah kita meningkatkan kecerdasan emosi kita? Para filsuf besar seperti Socrates maupun Lao Tsu menunjukkan bahwa inti kecerdasan emosional adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri. Artinya bahwa semakin kita mengenali diri sendiri, semakin meningkatlah kecerdasan emosi kita. Inilah pesan pokok manajemen diri yaitu mengenali dan mengelola diri (termasuk emosi kita), sehingga akhirnya kita dapat meningkatkan kecerdasan emosi kita yang merupakan penunjang keberhasilan kita dalam kehidupan ini.

Berikut ada 7 keterampilan yang perlu kita perhatikan dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional kita:

1. Mengenali emosi diri. Keterampilan ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan.

Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi:

Takut. Emosi ketakutan (termasuk kegelisahan, kecemasan, kekuatiran, teror) merupakan antisipasi ke hal-hal buruk yang mungkin terjadi yang perlu dipersiapkan. Justru jika kita merasa takut kita justru mengirim pesan untuk siap siaga. Ketakutan itu tidak menyelesaikan masalah, tetapi tindakanlah yang mengatasi rasa takut dan masalah yang mungkin terjadi.

Sakit Hati. Perasaan sakit hati merupakan emosi yang paling mendominasi hubungan antarmanusia, baik pribadi maupun profesional. Sakit hati biasanya disebabkan oleh perasaan kehilangan atau memiliki harapan yang belum terpenuhi. Perasaan ini muncul jika mengharapkan orang menepati janji tetapi ingkar. Rasa kehilangan keakraban atau kepercayaan dapat menciptakan sakit hati.

Marah. Termasuk di dalamnya emosi kebencian, kegeraman bahkan mengamuk. Pesan atas kemarahan adalah berarti adanya suatu aturan atau standar penting yang dipegang dalam hidup telah dirusak oleh orang lain atau bahkan oleh diri sendiri. Kemarahan juga bisa diakibatkan oleh ketakutan atau rasa kehilangan yang menumpuk, sehingga meledak menjadi kemarahan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu dapat melepaskan emosi negatif sekecil apapun agar tidak meledak menjadi kemarahan yang destruktif bagi diri dan orang lain.

Frustrasi. Kapanpun kita merasa telah terus menerus berusaha tetapi tidak atau belum memperoleh hasil yang kita harapkan, kita cenderung merasakan emosi frustasi. Pesan emosi frustasi adalah sinyal positif, artinya kita percaya bahwa kita dapat melakukan lebih baik dari yang sedang kita lakukan. Kita hanya perlu mengubah pendekatan, persepsi atau perilaku kita terhadap masalah yang kita hadapi atau upaya yang sedang kita lakukan.

Kecewa. Kekecewaan terjadi jika kita merasa bahwa kita gagal atau kehilangan sesuatu selama-lamanya. Pesan emosi kecewa menunjukkan adanya harapan - tujuan yang seharusnya terwujud - mungkin tidak terjadi, sehingga kita perlu mengubah harapan atau menyesuaikan dengan situasi dan mengambil tindakan dan mencapai tujuan baru.

Rasa Bersalah. Perasaan atau emosi ini muncul ketika kita telah melanggar salah satu standar yang kita pegang. Emosi ini nampaknya mudah diatasi ketika kita merasa tidak ada orang lain yang mengetahui pelanggaran yang kita lakukan. Namun sesungguhnya dampaknya sangat berbahaya di masa mendatang, apalagi jika perasaan itu menumpuk dalam bawah sadar. Rasa bersalah yang terus menerus dapat menyebabkan stres dan mengurangi daya tahan tubuh serta menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Oleh karena itu penting sekali untuk segera melepaskan rasa bersalah itu.

Kesepian. Perasaan ini muncul ketika kita merasa sendiri atau terpisah dari lingkungan orang lain. Ada dua macam tindakan yang dapat kita lakukan ketika rasa ini muncul. Pertama adalah dengan memanfaatkan emosi kesepian untuk memunculkan energi kreatif yang ada dalam diri kita, sehingga biasanya para seniman atau artis menjadi kreatif ketika mereka merasa kesepian. Hal kedua adalah dengan bertindak untuk mulai membina hubungan baru dengan orang lain.

Mengenali emosi diri merupakan bentuk kesadaran diri yang tinggi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas hidup kita.

***

2. Melepaskan emosi negatif Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan kita untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri kita. Sebagai contoh, keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat kita mudah marah ataupun frustrasi seringkali justru merusak hubungan kita dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi selama kita dikendalikan oleh emosi negatif kita justru tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri kita. Oleh karena itu kita membutuhkan keterampilan untuk dapat menghilangkan emosi negatif sebelum perasaan itu merusak kinerja kita atau kinerja organisasi secara keseluruhan. Kebanyakan orang mengatasi emosi negatif dengan mengekspresikannya (expressing limiting emotions) ataupun dengan menahan (suppressing) emosi tersebut.

Kedua hal ini justru malah menimbulkan dampak negatif. Ekspresi dari emosi seringkali bersinggungan dengan hubungan kita dengan orang lain, sehingga semakin ekspresif kita dalam menyatakan emosi semakin merusak hubungan personal maupun profesional kita.

Menahan emosi di lain pihak dapat menyebabkan tekanan atau stres, sehingga pada gilirannya akan merusak diri kita sendiri. Cara terbaik adalah dengan melepaskan emosi negatif (releasing limiting emotions) melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar, sehingga kita maupun orang-orang di sekitar kita tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul. Ketika kita sudah menguasai keterampilan menghilangkan emosi negatif, maka kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam membina hubungan dengan orang lain, berkomunikasi, kita menjadi semakin optimistis, percaya diri, mudah menyesuaikan diri dan sebagainya.

***

3. Mengelola emosi diri sendiri. Kita jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu, baik atau buruk. Emosi adalah sekadar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu kita mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya.

Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.

4. Memotivasi diri sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation) dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional - menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati - adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

5. Mengenali emosi orang lain Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut Covey sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.

***

6. Mengelola emosi orang lain. Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antarpribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antarmanusia. Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antarpribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antarkorporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antarindividu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain (baca: membina hubungan yang efektif dengan pihak lain) semakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruhan.

7. Memotivasi orang lain Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan handal. Jadi sesungguhnya ketujuh keterampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Kita tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau kita tidak dapat mengenali dan mengelola emosi diri sendiri. Setelah kita memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain. ***

Sumber : SinarHarapan

Tuesday, August 25, 2009

dari blog sebelah : Tehnik Menghafal dan Murajaah Al Quran


Bagi para penghafal Al Quran yang pemula, menambah hafalan mempunyai kesulitan tersendiri. Tetapi seiring dengan waktu kesulitan ini akan terlampaui. Ketika itu kesulitan lain timbul yaitu mengulang hafalan (murajaah). Pada saat hafalan makin bertambah banyak, murajaah juga semakin berat.

Untuk surat-surat yang agak panjang (50 ayat) dan yang panjang (diatas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surat tersebut. Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini akan ditandai dengan “macet” ketika saat memurajaah. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini disebabkan kita selalu menghafal/murajaah dari awal surat (ayat 1). Ketika selesai menghafalkan sebuah surat, ayat-ayat awal itulah yang lebih sering dilafadzkan dibandingkan dengan ayat-ayat yang akhir. Sehingga otak kita lebih hafal ayat-ayat awal. Itulah sebabnya kita sangat hafal ayat-ayat awal surat dan sering lupa pada ayat-ayat akhir surat.

Kesulitan kedua adalah ketika kita „macet“ sulit bagi kita untuk mengetahui ayat selanjutnya. Ayat-ayat setelah „ayat macet“ menjadi gelap. Ini dikarenakan kita menghafal secara sekuensial/berurutan, sehingga satu ayat selalu diingat setelah ayat sebelumnya. Sehingga kalau ayat “sebelumnya” macet maka ayat selanjutnya menjadi hilang juga. Dalm hal ini tidak ada cara lain untuk mengingatnya selain membuka mushaf Al Qur’an.

Lalu bagaimana cara efektif untuk menanggulangi masalah tersebut?

Kuncinya adalah ketika proses menghafal sebuah surat dilakukan. Hafalkan surat dengan cara memotongnya menjadi 10 ayat 10 ayat. Di dalam tiap sepuluh ayat potong-potong lagi menjadi 5 ayat-5 ayat.

Misalnya kita menghafal surat An Naba yang didalamnya ada 40 ayat. Caranya adalah sebagai berikut :

1. Hafalkan ayat 1 sampai lancar. Lakukan sampai ayat 5.
2. Kemudian hafalkan secara berurut ayat 1 sampai dengan ayat 5. Ikatlah ayat 1 sampai ayat 5 dengan mengulang-ulangnya bersama-sama sampai lancar. Gerak-gerakkan jari-jari tangan anda sesuai dengan ayat yang sedang di hafal. Bila menghafal ayat 1 gerakkan ibu jari, ayat 2 gerakkan jari telunjuk, ayat 3 gerakkan jari tengah, ayat 4 gerakkan jari manis dan ayat 5 gerakkan jari kelingking.
3. Kemudian hafalkan ayat 6 sampai 10 sambil menggerak-gerakkan jari-jari tangan kiri sama seperti yang dilakukan oleh tangan kanan. Ulang-ulang ayat 6 sampai 10 sampai lancar. Kegiatan ini mengikat ayat 6 sampai dengan ayat 10
4. Sekarang mengulang menghafal ayat 1 sampai 10 dengan sambil menggerak-gerakkan jari sesuai dengan nomor ayat yang dilafazkan. Lakukan sampai lancar. Hal ini mengikat ayat 1 sampai 10.
5. Lakukan langkah diatas untuk ayat 11-20, ayat 21-30 dan ayat 31-40.
6. Terakhir gabungkan semua ayat (ayat 1 sampai 40) dalam surat tsb. Ulang-ulang sampai lancar

Kemudian bagaimana anda murajaah sebuah surat bila kita telah menghafal secara konvensional? Bila surat tersebut ayat-ayatnya pendek maka kelompokkan menjadi 10 ayat-10 ayat. Hafalkan per 10 ayat. Bila suratnya berayat yang panjang-panjang seperti Al Baqarah, Ali Imran, An Nisaa dll, maka pecah 10 ayat menjadi 5 ayat-ayat.

Manfaat dari menghafal dengan sistem potongan ini adalah:

1. Ketika murajaah kita tidak selalu harus memulai dari awal surat – ayat1- sehingga untuk surat yang panjang murajaah dapat dilakukan sepotong-sepotong di dalam shalat kita. Misalnya: untuk setiap rakaat shalat kita membaca 10 ayat. Maka ketika shubuh kita sudah dapat murajaah sampai 40 ayat (sunnat shubuh 2 rakaat dan shubuh 2 rakaat). Ini cukup bagus untuk surat An Naba yang 40 ayat. Atau untuk surat yang panjang seperti Al Baqarah, bila dilakukan 10 ayat untuk setiap rakaat shalat, maka selesai shalat isya kita sudah murajaah 100 ayat! Bila ditambah dengan shalat2 sunnah rawatib maka kita bisa murajaah 200 ayat dalam sehari. Dan bila ditambahkan dengan shalat dhuha dan tahajjud kita bisa mnyelesaikan 286 ayat Al Baqarah dalam shalat yang dilakukan sehari semalam!
2. Kita tidak merasa susah murajaah karena seakan-akan kita sedang menghafal surat-surat yang pendek saja. Secara psikologis kita merasa lebih ringan. Dan di dalam memurajaah surat yang panjang kita mempunyai
3. Menguatkan secara merata ayat-ayat di seluruh surat. Bukan hanya ayat-ayat awal surat saja. Ketika memurajaah surat-surat yang panjang dan kemudian terputus oleh kondisi eksternal – tamu datang, telfon berdering, anak menangis, masakan gosong dll- kita masih tetap bisa melanjutkan ayat selanjutnya setelah kondisi eksternal tertangani. Tanpa harus mengulangi dari awal surat. Dengan metoda menghafal konvensional maka kita kita harus selalu mengulangi mulai dari awal surat lagi. Kondisi-kondisi seperti ini akan menguatkan hafalan ayat-ayat awal dan menurunkan kualitas hafalan ayat-ayat akhir.
4. Hafal nomot ayat tanpa kita sadari. Ini adalah bonus yang sangat bermanfaat untuk kita
5. Mengatasi kasus „ayat macet“. Bila macet di satu ayat biasanya akan berhenti memurajaah surat tersebut karena ayat-ayat yang selanjutnya sangat bergantung pada ayat yang macet/lupa. Tetapi dengan sistem ‚potong surat’ ini kita masih tetap bisa terus memurajaah ayat-ayat setelah ayat macet ini. Mengapa ? Karena dalam menghafal sistem ini setiap ayat independen diletakkan dalam memori otak kita. Sebuah ayat tidak hanya dikaitkan dengan ayat yang sebelumnya –seperti dalam sistem menghafal konvensional- tapi juga dikaitkan dengan nomornya (yang diingat secara tidak sadar dengan menggerak-gerakkan jari tangan ketika menghafal). Ketika memori yang terkait dengan ayat sebelum terlupakan maka ada „ pengait“ yang lain yaitu nomor surat. Percaya atau tidak? Anda tinggal mencoba sistem ini dan merasakan hasilnya!

Melakukan metoda ini tak sesulit membaca baris-baris di atas. Bila anda melakukannya ini adalah hal yang sangat simpel. Metoda ini menjadikan kita santai dan tidak stres dalam memurajaah. Karena kita mempunyai „petunjuk/milestones“ dalam surat-surat hafalan kita yaitu ayat 1, 11, 21, 31, 41 dst. Kita akan memurajaah „ayat-ayat pendek“, yaitu 10 ayat saja. Cobalah anda praktekkan dan anda akan terkejut dengan hasilnya.

Selamat bermurajaah!

Ummu Alya

sumber : http://kultum.wordpress.com/2007/12/13/tehnik-menghafal-dan-murajaah-al-quran/

Monday, August 17, 2009

Proyek Akhir IT Research

Judul : Sistem Kendali IP Wireless Robot Berbasis Web
Nama : Zaenal Abidin
NIM : 0731458408
Jurusan : Sistem Komputer STMIK Raharja

1. Download (File1)

2. Download (File2)

Thursday, August 13, 2009

Mengapa Kemampuan Belajar Kita Menurun Drastis?

Hore,

Hari Baru!

Teman-teman.

Salah satu kemunduran yang kita alami seiring dengan bertambahnya umur adalah; berkurangnya kemampuan kita dalam belajar. Kalau kita berusaha untuk menghafal sesuatu misalnya, hafalan kita hanya bertahan beberapa jam saja. Atau, paling lama dalam hitungan hari. Setelah itu, kita lupa lagi, seolah tidak pernah melewati proses menghafal tadi. Selama ini kita percaya bahwa menurunnya kemampuan kita dalam belajar ada kaitannya dengan penurunan kemampuan otak kita. Oleh karena itu, orang-orang dewasa seperti kita selalu mempunyai cukup alasan untuk diberi belas kasihan. Jadi, "harap dimaklumi saja jika orang dewasa seperti kami ini agak 'telmi'". Tetapi, apakah penurunan kemampuan kita dalam menyerap ilmu itu benar-benar disebabkan oleh penurunan kemampuan otak, ataukah karena kurangnya antusiasme kita dalam belajar?


Baru-baru ini, saya mendapatkan kesempatan untuk berbicara dalam sebuah forum yang berkaitan dengan acara familiy gathering sebuah perusahaan. Tidak banyak waktu yang disediakan bagi saya. Hanya 45 menit saja. Namun, meski sangat singkat; sesi itu sangat spesial bagi saya. Sebab, audience yang hadir disana terdiri dari anak-anak, remaja hingga pimpinan puncak perusahaan. Berbicara diforum orang dewasa memang merupakan pekerjaan saya. Bagaimana dengan anak-anak? Itu juga bukan masalah, karena semasa kuliah dulu, saya ikut mengabdikan diri untuk menjadi mentor bagi anak-anak TK, SD, dan SMP di PAS-ITB. Not, that hard to deal with, actually. Tetapi...., masalahnya adalah; sekarang kedua tipe audience itu digabungkan dalam satu forum dimana saya harus menyampaikan pesan penting bagi semua. That's quite a challenge.


Saya tidak melebih-lebihkan ketika mengatakan bahwa anak-anak dalam forum yang saya fasilitasi itu begitu antusias dan cerdas. Mereka mengerumuni saya, serta menjawab pertanyaan-pertanya an yang saya lontarkan dengan penuh semangat. Dan cara mereka menjawab; bukan main, seolah mereka menggunakan semua energi yang dimilikinya. Mereka mengangkat tangan, melompat, dan berteriak. Tidak heran kalau pada usia seperti mereka, manusia bisa mencapai tingkat efisiensi proses belajar yang paling tinggi.


Sesaat setelah menyelesaikan sesi itu, saya kembali merenungkan satu hal, yaitu; betapa mengagumkannya semangat belajar anak-anak dalam forum itu. Dan menengok kembali kebelakang ketika saya masih menjadi pembina PAS-ITB dulu, saya kira; memang demikianlah adanya anak-anak. Mereka memiliki semangat belajar yang teramat sangat tinggi. Sampai-sampai, mereka membuntuti kemanapun saya pergi selama sesi itu.


Sampai disini, saya kembali tersadarkan, bahwa; kita para lelaki dan perempuan dewasa telah kehilangan antusiasme dalam belajar. Padahal, dahulu kala kita adalah little boys dan little girls yang pernah memiliki antusiasme itu. Dulu, kita seperti anak-anak kecil itu; dimana ketika kepada kita disampaikan sebuah pesan berisi pelajaran berharga dan nilai-nilai luhur; kita begitu bersemangatnya untuk menyerap seluruh ilmu itu. Dulu, kita seperti anak-anak kecil itu; dimana ketika kepada kita diajukan sebuah tantangan untuk melakukan sesuatu kita saling berebut untuk mengajukan diri, sambil mengangkat tangan dan terteriak; "Saya Pak Guru! Saya Pak Guru!" seolah kita tengah berlomba dengan teman-teman agar dipilih sang guru untuk melakukan tugas didepan kelas. Dulu, kita seperti anak-anak kecil itu; dimana ketika kita tidak mengerti tentang sesuatu kita segera mengangkat tangan dan bertanya; "Bu Guru, itu maksudnya apa?" tanpa khawatir ditertawakan oleh teman-teman sekelas.


Sekarang, kita sudah tidak seperti anak-anak kecil itu lagi, dimana kita sering kehilangan gairah untuk menerima masukan yang berisi pelajaran-pelajaran berharga. Sekarang, kita sudah tidak seperti anak-anak kecil itu lagi, dimana ketika kita ditantang untuk melakukan sesuatu kita bersembunyi sambil menunjuk-nunjuk teman kita; "kamu saja, kamu saja..." Sekarang, kita sudah tidak seperti anak-anak kecil itu lagi, dimana ketika kita tidak mengerti sesuatu kita memendamnya dalam hati seolah terbebani oleh stigma orang lain, bahwa; "Jika bertanya, maka kita menunjukkan betapa bodohnya kita". Padahal, kita tahu bahwa kebodohan itu sangat memalukan. Jadi, kita memilih untuk berpura-pura tahu; daripada menanggung resiko dikira bodoh.


Oleh karena itu, tidak heran jika semakin tua; semakin berkurang kemampuan kita dalam belajar dan mengambil hikmah. Padahal, hikmah dan pelajaran itu berserakan disekitar kita. Namun kita sudah kehilangan kemampuan untuk menerimanya. Mencernanya. Dan meresapinya. Tiba-tiba saja; saya merindukan masa-masa ketika saya masih kecil dulu. Masa dimana saya begitu bersemangatnya. Untuk. Mempelajari. Segala sesuatu.


Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman

Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator

http://www.dadangkadarusman. com/

Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta


Catatan Kaki:

Berkurangnya kemampuan kita dalam belajar dan menyerap ilmu tidak disebabkan oleh menurunnya kemampuan otak kita; melainkan oleh memburuknya sikap mental kita, ketika menjalani proses belajar itu.


Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo. com

Friday, June 26, 2009

Penting Untuk Memahami Sahabat

Yah….beginilah kenyataan dalam menghadapi hidup. Begitu indah keseimbangan yang telah diberikan oleh Allah swt. terhadap semua ciptaan-Nya. Kadang kita diberikan kesedihan untuk mengetahui betapa Allah swt sangat saying terhadap kita. Bahkan karuniaNya yang tiada terkira diberikan kepada kita juga merupakan perwujudan kecintaan dan kedekatan Allah kepada kita. Harusnya kita malu betapa dekatnya Allah dengan kita tetapi terkadang kita malah semakin menjauhinya. Memang sabar dan ikhlas adalah kunci yang paling cocok untuk mengatasi permasalahan yang ada pada diri kita. Ikhlas menerima apapun kondisi yang telah Allah berikan pada kita. Namun juga tidak menutup usaha kita untuk selalu berubah kearah yang lebih baik. Hidup adalah ujian. Memang kalau kita masih ingin bertahan hidup, kita harus bisa menghadapi ujian – ujian yang telah diberikan Allah kepada kita apapun bentuknya. Termasuk salah satunya dalam menghadapi sikap teman ataupun sahabat kita. “Sesama muslim adalah saudara” begitu Baginda Nabi Muhammad bersabda. Seyogyanya kita memang bisa memahami dan saling menyayangi terhadap saudara muslim kita. Bahkan dengan kata – kata sekalipun hendaknya kita tidak saling menyakiti. Fitrah manusia yang diciptakan dari latar belakang yang berbeda – beda dengan sikap, watak ataupun perilaku yang tidak sama, hendaknyalah kita rangkum dan ramu menjadi persatuan yang manis. Bukan menonjolkan perbedaan masing – masing, tetapi memadukan perbedaan itu untuk sebuah hiasan yang indah. Yang dapat memberikan warna bagi masyarakat sekitarnya ataupun dimana dia berada. Warna kesejukan, ketentraman, dan juga kehidupan yang penuh dengan cinta.

Persahabatan memang indah. Seindah sahabat – sahabat Rasul yang setia memperjuangan Al-Islam. Persahabatan terindah adalah apabila tertuju hanya untuk menggapai Ridho-Nya. Saling berhimpun untuk meneruskan risalah yang telah dibawa oleh kekasih-Nya. Yap…pasti hidup ini akan terasa damai dan penuh dengan kasih saying. Saling tolong menolong, saling memahami….apapun keadaannya. Kadang kala rasa egoisme dalam diri kita muncul untuk selalu ingin dipahami. Kita harus semaksimal mungkin meminimalisir pikiran tersebut ketika terbersit. Sebanyak – banyak nya kita memahami orang lain, InsyaAllah kita pun akan banyak dipahami tanpa kita minta. Allah Maha Tahu atas apa yang diperbuat oleh hamba-Nya. Tidak perlu kita takut atau bahkan ragu atas karunia-Nya.

Sebuah doa untuk sahabat :

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati – hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepadamu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifah-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di Jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik – baik penolong. Amin. Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Muhammad, kepada keluarganya, dan kepada semua sahabatnya.

Friday, May 15, 2009

Perjuangan itu...

Hidup tanpa arah sama artinya kita berjalan tanpa tujuan. Terus dan terus tanpa pernah tau kapan dan dimana harus sampai. Begitu menyadari dalam hidup ini harus ada suatu tujuan yang ditempuh, diri ini harus segera berbenah untuk menetapkan "impian" yang kita akan coba akan raih. Sehingga setiap langkah yang kita lakukan akan senantiasa terarah karena berujung pada tujuan yang jelas.
Berangkat dari manusia yang terlahir di pedesaan dengan suasana penuh kekeluargaan meski terbatas akan pemahaman mengenai cita-cita, tetapi dalam diri ini selalu tersembunyi dorongan yang kuat untuk berbeda dengan orang lain dan sama dengan orang - orang yang sukses. Banyak omongan dan pandangan orang yang menilai bahwa jangan bermimpi terlalu tinggi nanti saat terjatuh akan sakit.
Dorongan yang kuat itu semakin menjadi ketika usai dari serangkaian pendidikan formal hingga 12 tahun. Saat itu...saat dimana kita berada dalam pilihan untuk masa depan kita. Bayangkan saja ketika kita harus memilih dan menentukan, kita masih bingung apa yang akan kita pilih dan kita tentukan.
Jelas opsi tetap ada di tangan kita sendiri. Kita yang bertanggung jawab terhadap masa depan kita. Saat itu dorongan yang kuat itu mengatakan bahwa "raih impianmu" bersama indahnya sebuah perjuangan. Saat itu sirna semua ketakutan hingga diri ini berani untuk meninggalkan keluarga merantau ke ranah orang lain. Yah..seperti layaknya orang kampung pergi ke kota, memang belum banyak perubahan perilaku. Masih seperti kebanyakan orang yang berkeinginan untuk mendapat pekerjaan yang layak usai selesai di Perguruan Tinggi Kedinasan.
Enam bulan berjalan, akhirnya kutemukan makna perjuangan itu...

[Bersambung...]

Friday, February 06, 2009

Public Speaking....Why Not !

Mo tau tips seputar Public Speaking en pentingnya public speaking....

Don't Worry...nanti akan kita bahas satu per satu di sini, keep stay here...

Bangun Menjelang Subuh....

Jika Anda memiliki rutinitas tidur pukul 21.00 dan kadang terbangun di dini hari (sekitar pukul 04.00) karena bermimpi buruk atau kebelet mo ke kamar mandi, ada baiknya jika Anda tidak tidur lagi. Pada saat itu, tubuh Anda sebenarnya sudah 90% recovery (metabolisme sudah komplit). Ketika Anda memaksa tubuh tidur lagi, secara otomatis, seluruh tubuh akan "dipaksa" pula untuk kembali rileks dan tubuh mengulangi proses istirahat dari nol kembali.Akibatnya tubuh Anda yang telah bugar 90% tadi (Anda telah mengalami tidur selama 6-7 jam. Normalnya manusia tidur selama 8 jam), menjadi kacau. Layaknya batere rechargeable yang telah nyaris full, kemudian dimatikan lalu dicharge ulang. Lama-lama akan rusak. Begitu juga dengan tubuh. Tidak jarang anda akan bangun dengan tubuh sakit (serasa remuk), dibarengi sakit kepala, tubuh lemas dan rasanya males banget. Ada baiknya setelah Anda terbangun, jangan biarkan diri Anda terlelap lagi, walau Anda masih merasa ingin tidur. Segeralah bangun, sholat QL lalu sibukkan otak Anda dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Paling efektif adalah membaca bahkan menghafal. Saat pagi, ketika otak Andamasih segar, membaca dapat membantu Anda melatih konsentrasi dan fokus. Membaca di pagi hari dapat menekan risiko pikun atau Alzheimer. Jika tidak ada bacaan, Anda bisa bermain teka-teki silang yang juga berfungsi sama. Kalaupun ingin bermain game komputer / PS, pilihlah game yang dapat menstimulasi otak seperti catur, sukeban, atau game lain yang membutuhkan pemikiran dan strategi (bukan game kayak Tekken atau Counter Strike lho...!!!). Jangan sekali-kali menonton, karena hanya akan membuat otak Anda berada dalam kondisi "idle" / stand by. Karena tidak distimulasi kegiatan yang "menantang", lama-lama otak akan membiarkan dirinya relaks, dan pada akhirnya Anda pun tertidur. Selain itu, Anda bisa melakukan kegiatan lain seperti melukis, menulis, atau hal lain yang bisa menstimulasi otak Anda. Asal tahu saja: Beethoven, Mozart, Albert Einstein, J.K. Rowling, Thomas Alva Edison , bahkan Robert T. Kiyosaki banyak mendapatkan ide-ide cemerlang di pagi hari setelah bangun tidur.
Bukankah Allah menurunkan beberapa rezeky Nya hanya dipagi hari...so..Jangan tidur lagi ya...klo dah ke bangun klo katanya orang2 tua ntar rezeky dipatok ayam loch...

Wednesday, February 04, 2009

Resep Kaya Ala China

China memang terkenal akan beragam filosofi kesuksesan. Rasulullah pun bersabda, "Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China". Aku ada kutipan tentang resep kaya ala china. Semoga bermanfaat.

Mau tahu kenapa banyak orang Tionghoa yang menjadi orang kaya?

foto berita artikel 1. Orang Tionghoa memiliki pegangan bahwa orang sukses adalah orang yang memanfaatkan setiap menit yang ada

2. Orang Tionghoa memandang bahwa banyak berinvestasi adalah perjalanan dasar untuk menggapai kekayaan, sedangkan bunga tabungan takkan sanggup membawa ke kepada kekayaan.

3. Sebagian besar orang kaya adalah pengusaha, dan sebagian orang Tinghoa berani menjadi pengusaha, dan semua itu karena orang Tionghoa menganggap bahwa dengan menjadi pengusaha maka akan memberikan nilai lebih untuk sukses dibandingkan menjadi karyawan.

4. Anak-anak Tionghoa menjadi kaya karena mewarisi bisnis orang tua yang telah berjalan bertahun-tahun dan tak perlu merintis dari nol

5. Pengusaha Tionghoa ‘tak pernah puas’ untuk mengejar target lebih tinggi

6. Orang Tionghoa memiliki mental yang positif, menghargai waktu, menganggap bahwa bekerja adalah kepuasan dan tidak berbisnis adalah hal yang beresiko

7. Orang Tionghoa selalu menjaga citra, karena citra yang rusak akan sulit dibangun kembali, sedangkan uang yang hilang bisa dicari kembali

8. Orang Tionghoa bisa kaya bukan karena banyak uang, namun lebih kepada memiliki banyak aset

9. Dalam konteks orang Tionghoa, bekerja keras tidak selalu identik dengan bekerja fisik ekstra lama atau berlebihan. Yang bisa bekerja adalah manusia dan uang. JIka hasilnya sama, mengapa bukan uang yang harus bekerja keras. Tampak jelas bahwa filosofi dan trik orang Tionghoa untuk mencapai kekayaan sangatlah sederhana.

Dikutip dari buku “Resep Kaya Ala Orang Cina”
Penulis : Eka Dharma Pranoto
Penerbit : Andi Offset (Andipublisher.com)

Tuesday, February 03, 2009

Sahabat Ku....(Part 01)

Sahabat buat ku adalah orang yang bersedia berbagi baik dalam suka dan duka. dia akan merasa bahagia manakala melihat kita bahagia. dia akan support kita untuk merubah kearah yang lebih baik.

Selama diperantauan (biasalah anak kost yang bermimpi menjadi orang yang sukses :D), Aku mengerti benar akan arti sahabat. Bener kata
Sindentosca, "persahabatan bagai kepompong mengubah ulat menjadi kupu - kupu, Maklumi teman hadapi perbedaan", mempunyai sahabat berarti ada pengganti keluarga kita saat kita jauh dari rumah. bahkan terkadang lebih dekat dari pada keluarga kita yang nun jauh dikampung halaman (ya iyalah..secara jaraknya juga beda).

sahabat ku yang menjadi keluarga ku, adek buat ku mempunyai semangat dan cita - cita yang mirip sekali. memang banyak persamaan - persamaan pada kami, khususnya tentang cita - cita kedepan. Namun banyak juga perbedaan yang membuat kami terkadang harus berselisih pendapat bahkan berantem.
Sebuah kewajaran memang, yang namanya kita kumpul ama manusia, pasti kadang ada kecocokan dan perbedaan, sunnatullah.

Biasa ku sebut sabahat ku ini ade'. Yap memang dalam keseharian kita sudah seperti ade' kaka' yang begitu akrab. sampe - sampe urusan makan, bayar kuliah de-el-el kita saling bantu, meng-cover satu sama lain jikalau ada yang kekurangan.

Tidak hanya terbatas pada masing - masing individu, bahkan keluarga kami pun sangat akrab. Sempat beberapa kali sohibku ini menyempatkan untuk main ke kampung halaman ku, tetangga Bali (he..he..), begitupun sebaliknya aku.
Sejauh ini aku mengucap syukur yang teramat sangat karena Allah swt. telah mempertemukan ku dengan sahabat yang terbaik buat ku. Semoga persahabatan ini menjadikan kita senantiasa berubah lebih baik.

Thanks...Janu Iham, dan Ade' Imam...(semoga kalian selalu dalam lindungan Allah Swt. dan tercapai apa yang kalian cita- citakan).


Tuesday, January 27, 2009

Hasil Pengumuman Lolos Proposal KRCI 2009

Hampir seminggu menyelesaikan proposal untuk keikutsertaan pada even bergengsi kampus se-indonesia, KRCI 2009, Alhamdulillah proposal dari Green-007 lolos untuk mengikuti perlombaan ini.
Yap, ini memang baru langkah awal. memang pada kenyataannya ada yang support banget dan ada yang mematahkan semangat. Whatever itulah...show must go on! Bravo temen-temen KRCI STMIK Raharja Green-007. Tetap semangat untuk memberikan yang terbaik.

[Download] Pengumuman Lolos KRCI 2009