Tepat 3 hari
menjelang berakhirnya diklat BJB, semakin banyak inspirasi yang dapat diambil.
Malam ini di acara siraman rohani ada yang berbeda dari biasanya. Oleh kang
gozel (nama sapaan trainernya) kita disuruh untuk membuat surat yang ditujukan
kepada diri kita sendiri. Surat itu berisi tentang janji kita untuk membuang
dan menghilangkan kebiasaan buruk kita dan mengubahnya menjadi lebih baik.
Surat itu dibuat dengan sejujur-jujurnya atas apa yang pernah kita rasakan.
Akhir surat ditutup dengan ucapan terimakasih kepada orang tua dan orang -
orang yang kita sayang.
Sesi selanjutnya,
kita diperlihatkan video tentang perilaku anak remaja hingga ia menginjak
dewasa. Sebuah perilaku yang mungkin sudah menjadi hal yang umum terjadi.
Kenalan remaja yang dianggap biasa oleh pada remaja pada umumnya. Ia lupa akan
kesungguhan orang tua dalam mengurusnya. Bahkan terkadang hal sepele semisal
menyapu atau sekedar mencuci baju sendiri pun enggan dilakukannya. Malah ia
asyik bermain - main dengan gagdet nya.
Berselang 30 menit
kemudian kami ditanya siapakah yang ayahnya sudah tiada ? Atau ibu nya sudah
tiada ? Kemudian ada yang maju kedepan dan share disana.
Giliran pertama, dia telah ditinggal oleh ibunya karena sakit lupus. Betapa air mata ini tanpa babibu langsung mengucur dengan derasnya. Mengingat kami memiliki kondisi yang sama, yakni tiada memiliki ibu lagi. Setiap mengingat ibu hati ini serasa luluh lantak karena belum sempat membahagiakan beliau. Hanya doa yang bisa terpanjat agar beliau mendapat tempat terbaik di sisi Nya.
Giliran pertama, dia telah ditinggal oleh ibunya karena sakit lupus. Betapa air mata ini tanpa babibu langsung mengucur dengan derasnya. Mengingat kami memiliki kondisi yang sama, yakni tiada memiliki ibu lagi. Setiap mengingat ibu hati ini serasa luluh lantak karena belum sempat membahagiakan beliau. Hanya doa yang bisa terpanjat agar beliau mendapat tempat terbaik di sisi Nya.
Cerita selanjutnya
disampaikan oleh teman yang tiada berayah. Dia dibesarkan oleh ibu dan
kakaknya. Dia berpesan kepada kami semua agar kami yang masih memiliki orang
tua terlebih yang masih memiliki orang tua yang lengkap agar senantiasa
menyayanginya dan memberikan yang terbaik untuknya. Dia menyampaikan bahwa ibu
adalah manusia super yang pernah Ia temui.
Berikutnya, yang
merupakan ending dari sharing ini, disampaikan oleh senior kami yang kebetulan
tahun lalu belum mengikuti diklat dan dia berkesempatan mengikutinya tahun ini.
Dia menyampaikan perjalanan hidupnya yang begitu memilukan namun ada sejuta makna
dibalik itu semua. Dia terlahir dari orang tua yang kemudian tidak
membesarkannya. Ketika umur 2 tahun dia diadopsi oleh orang lain hingga ia
dewasa. Dia baru mengetahui siapa orang tua yang sebenarnya ketika ia purna
dari kuliah. Sungguh pasti kesedihan akan dirasa bagi siapapun yang
mengalaminya, terlebih orang tua kandung nya telah tiada. Tapi dia tegar,
menjalani kehidupan ini dengan optimis dan bisa berdamai dengan masa lalunya.
Dia juga berpesan agar kami semua juga tidak menyiakan kasih sayang yang telah
diberikan oleh orang tua. Ending dari siraman rohani ditutup dengan bersalaman
dan saling mendoakan kesuksesan bersama.
Inilah malam yang
begitu berkesan selama mengikuti diklat. Tidak menyangka bahwa dibalik
wajah-wajah ceria mereka tersimpan kisah hidup yang luar biasa. Sungguh
menginspirasi. Akhirnya, semoga apa yang telah didapat mampu menjadikan pacuan
dalam diri sendiri agar lebih konsisten dalam memperbaiki diri dan lebih
bermanfaat dimanapun berada.
"Hidup itu
bukan pilihan akan tetapi Anugrah yang harus kita syukuri. Apapun kita, inilah
yang terbaik yang tercipta oleh Allah swt. Semakin berdayaguna untuk hidup
lebih bermakna"
@Dormitory UPI
No comments:
Post a Comment